dwi joko harianto

human is  language face is a sign behind the face?          brain that's the culprit

ini adalah pohon kangkung. bunganya berkelopak semacam corong minyak. jika bunga mawar dan melati adalah bunganya perempuan, bunga kangkung adalah bunga lelaki. bagaimana bisa begitu?     begini ceritanya konon getah kangkung menimbulkan efek tenang hingga rasa ngantuk kuat atau memicu halusinasi jika dikonsumsi banyak-banyak. oleh sebap itu laki-laki tak perlu lagi membius perempuan dengan berbagai pernak-pernik kemewahan rayuan atau apalagi aroma mawar melati yang tentu tak akan ampuh sebap dia sudah hafal dengan pengalaman aroma bunga tersebut, kecuali perempuan hidup dibelahan dimana bunga itu tidak boleh tumbuh. maka dari itu umpama saya hidup sejaman dengan Bandung Bondowoso saya akan nasehatkan supaya dia tolak syarat persembahan $1000 candi yang harus kelar dalam tempo semalam, candi hanya membius bagian gaya sehingga untuk menggerakanya menjadi trans memerlukan waktu dan, mungkin perlu sewa serombongan kurator supaya mengupas dengan banyak pujian tersembunyi

seni : penanda kehendak bagaimana dengan konsep/pikiran? dia tidak perlu disebut lagi, pikiran itu otomatis sebab kendak tidak mampu menjelaskan kepada anggota tubuh sehingga menjadi perintah untuk berbuat tanpa mlelalui kerja pikiran dalam menterjemahkan maksud dari kehendak tersebut  perlu kita tahu , seni bekerja antara dada dan otak ,  urusan dibawah dada adalah perut yang tidak perlu dibahas melalui sudut seni (buang-buang energi)  dalam keadaan lapar maka lidah tidak perduli lagi mengenai rasa, perut adalah pengacau terbaik untuk perasaan dari si lidah. karena itu keindahan yang ditujukan untuk urusan melulu perut , secara sadar atau tidak dia otomatis berasa hambar,  sebab dia dikerjakan melalui permulaan perut menuju otak, anggap saja beruntung jika dia sempet singgah atau melirik bagian dada. seni adalah selayang taman di serambi dada yang menjadi sumber segala bentuk gagasan gagasan manusia, bukan gagasan hewani

Kenapa saya sering menggabar tokoh2 , saya mencoba mengingatkan diriku supaya kembali melihat fungsi dari adanya pikiran dulu, dikampungku ada istilah /semacam teguran dari orang tua-tua "ojo waton"  artinya, diperintah kita mulai sadar menggunakan pikiran sehingga memahami kedudukan dari akal, supaya mengerti adanya akal itu berfungsi kepada keselamatan dan bukan sebaliknya.  Sebab dengan akal kita mengerti fungsi dari ilmu, dan melalui ilmu kita memahami adanya hikmah.

orang baik ,  memerlukan jembatan yang elok untuk mengeluarkan kemarahanya pola pikir manusia, garis besarnya terbagi tiga bab:  masa lalu , masa sekarang, masa depan.  dalam persoalan politik negara, suka atau tidak suka dampaknya terkana juga.  menganalogikan pemerintahan dengan pemerintahan, itu lebih dapat diterima akal.  bukan dengan pemain bola. kecuali merupakan parodi/ karikatural

dwi joko harianto: Lasi. (Meminjam tokoh di novel Ahmad Tohari) : Namanya adalah Lasi. world war II effect. Seorang lelaki bermain perang perangan. Lasi hanyalah secuil cerita masa lalu di Jawadwipa ...

Namanya adalah Lasi. world war II effect. Seorang lelaki bermain perang perangan. Lasi hanyalah secuil cerita masa lalu di Jawadwipa . Ketika sifat laki-laki mendominasi masyarakat , akibat buruknya adalah jatuhnya sifat perempuan. apakah Lasi adalah potret ketidak adilan? ya. tapi dia juga sekaligus potret sifat kemanjaan yang disitulah sumber kebodohan. burukah kemanjaan? selalu buruk ? tidak . sebap sifat ini adalah sering menjadi pelopor terlahirnya perubahan besar. jadi bisa dibilang, dari perut perempuanlah ilmu tentang revolusi itu bermula his name is Lasi. world war II effect. a man plays a war of battles . Lasi is just a piece of the past story in jawadwipa. When the nature of men dominates society, the bad result is the fall of the nature of women. Is Lasi a portrait of injustice? yes. but he is also at the same time a portrait of the nature of indulgence which is the source of ignorance. bad indulgence? always bad? not . as often as this trait is often a precursor